Rabu, 23 Juni 2010

Kemang Pregnancy and Lactation Center (KPLC)

Kemang Pregnancy and Lactation Center (KPLC)


Menciptakan generasi unggul membutuhkan keterlibatan banyak pihak. Kerja sama yang baik antara ibu dan ayah, kesiapan fisik, mental, dan spiritual keduanya, kepedulian keluarga besar dan lebih luas lagi masyarakat adalah faktor – faktor penting yang sebaiknya terpenuhi.

Kemang Pregnancy and Lactation Center (KPLC) peduli terhadap lahirnya generasi unggul. KPLC mendedikasikan diri pada berbagai layanan yang akan menjadikan para orangtua, ibu terutama, memiliki kematangan dalam mempersiapkan lahirnya generasi yang kelak dapat mengoptimalkan potensi dirinya sebagai individu dan makhluk sosial.

One Stop Pregnancy and Lactation Service

Kemang Pregnancy and Lactation Care (KPLC) memiliki visi “One Stop Pregnancy and Lactation Service” dilengkapi dengan beberapa layanan sebagai berikut:

1. Aquarobic
2. Gym
3. Senam hamil
4. Senam nifas
5. Laktasi dan gizi
6. Pijat bayi
7. Prenatal yoga
8. Meditasi
9. Diskusi/Seminar bersama Harmony Familiy Club (HFC)



1. Aquarobic (water fitness for pregnancy)

Olahraga air adalah jenis olahraga terbaik bagi ibu hamil. Saat berada di dalam air, tubuh akan ditopang oleh air yang memiliki daya dorong ke atas. Beban tubuh saat berada di dalam air jauh lebih ringan daripada di darat. Karena itu, olahraga ini sangat minim dengan resiko cedera tulang, sendi dan otot.


Sesi renang dipandu oleh Bapak Pratikno. Sesi aquarobic dipandu oleh ibu Intan.


2. Gym

Proses Kehamilan dan paska melahirkan adalah suatu fase bagi seorang calon ibu, dimana tingkat kesegaran jasmani dan kekuatan mental yang prima sangat dibutuhkan. Menjaga kebugaran tubuh pada saat hamil dan paska melahirkan sangat penting mengingat adanya perubahan anatomis fungsi faal tubuh yang terjadi dari fase kehamilan sampai ke fase paska melahirkan.

Sesi ini dipandu oleh instruktur senam, berpengalaman, profesional dan bersertifikat khusus untuk ibu hamil dan pasca melahirkan.



3. Senam Hamil dan Senam Nifas

Senam selama hamil dan sesudah melahirkan, menjadi pilihan dalam menyambut hadirnya si kecil. Senam hamil berguna untuk:

+ Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan dasar panggul.
+ Melatih sikap tubuh guna menghindari/memperingan keluhan-keluhan seperti sakit pinggang dan punggung.
+ Membuat tubuh lebih rileks (membantu mengatasi stres dan rasa sakit akibat kontraksi ketika bersalin).
+ Melatih berbagai tehnik pernafasan yang penting agar persalinan berjalan lancar.

Sedangkan senam nifas (sesudah melahirkan) bertujuan untuk mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung, otot dasar panggul dan otot perut.

Sesi senam hamil dipandu oleh bidan Mesakh. Senam nifas dipandu oleh bidan Anna.



4. Laktasi dan Gizi.

Sejak janin tumbuh dalam rahim seorang ibu hingga pada masa menyusui, makanan yang dikonsumsi sang ibu sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan bayinya. Karena itu, diperlukan jumlah nutrisi yang cukup dan benar, mengingat manfaatnya untuk perkembangan dan pertumbuhan, mengganti sel yang rusak atau mati, sebagai sumber tenaga, mengatur suhu tubuh, dan sebagai cadangan makanan.

Selain itu, seorang ibu juga perlu memiliki pemahaman yang baik tentang laktasi. Yaitu keseluruhan proses menyusui, mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI.

Konselor laktasi dan gizi adalah dr. Regintha Bachtum dan dr. Sylvi Haryeni.


5. Pijat Bayi

Secara umum kegiatan ini berguna untuk mengurangi kebiasaan menangis, menaikkan berat badan, membuat bayi Ibu mudah tidur, melatih kontak mata dengan Ibu, mengurangi tingkat stres hormon bayi, dan membantu bayi untuk buang air besar (pijat perut).

Dipandu oleh Bidan Ana.


6. Prenatal Yoga dan Meditasi

Yoga dan meditasi bermanfaat bagi ibu dan bayi, kesiapan fisik juga mental.

Latihan yoga dapat bermanfaat untuk menyelaraskan jiwa dan pikiran. Secara fisik yoga jenis ini sangat bermanfaat untuk melatih otot rahim dan panggul, guna menunjang perkembangan janin serta mempersiapkan tubuh untuk proses persalinan.

Praktek meditasi membantu mengantarkan ibu hamil menghadapi proses kehamilan dan melahirkan dalam kondisi bathin yang lebih harmoni dan seimbang. Melatih kesadaran menjadi poin penting dalam meditasi ini.

Sesi Yoga dipandu oleh Ibu Yul. Pelatihan meditasi dipandu oleh Abi Maulana.



7. Diskusi/Seminar bersama Harmony Family Club (HFC)

Kenyamanan dan ketenteraman sangat diperlukan pada masa-masa kehamilan.

Banyak dampak yang tidak baik akan terjadi pada si buah hati bila saat hamil ibu merasa tidak bahagia, stres, bingung, sedih ataupun marah. Hal ini akan langsung berpengaruh pada kondisi kejiwaan anak yang di kandungnya. Oleh karena itu, peran dari pasangan sangatlah dibutuhkan.

Sesi ini dipandu oleh dr. Ferry (dr. Radiologi dan pemerhati keluarga) dan Bapak Agus Susanto (pemerhati keluarga).



Bagaimana Menjadi Anggota KPLC?

Untuk menjadi bagian dari keluarga KPLC Anda bisa mengisi forrmulir terlampir.



Kontak

Jl. Kemang Timur Raya No. 23 Jakarta Selatan

Hotline: (021) 7195622, (021) 7195623

Senin, 24 Mei 2010

Kehamilan dan HIV

HIV, virus penyebab AIDS, dapat menular dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayinya. Tanpa upaya pencegahan, kurang-lebih 30 persen bayi dari ibu yang terinfeksi HIV menjadi tertular juga.

Ibu dengan viral load tinggi lebih mungkin menularkan HIV kepada bayinya. Namun tidak ada jumlah viral load yang cukup rendah untuk dianggap "aman". Infeksi dapat terjadi kapan saja selama kehamilan, namun biasanya terjadi beberapa saat sebelum atau selama persalinan. Bayi lebih mungkin terinfeksi bila proses persalinan berlangsung lama. Selama persalinan, bayi yang baru lahir terpajan darah ibunya. Meminum air susu dari ibu yang terinfeksi dapat juga mengakibatkan infeksi pada si bayi. Ibu yang HIV-positif sebaiknya tidak memberi ASI kepada bayinya. Untuk mengurangi risiko infeksi ketika sang ayah yang HIV-positif, banyak pasangan yang menggunakan pencucian sperma dan inseminasi buatan.


Bagaimana penularan HIV dari ibu-ke-bayi dapat dicegah?

Ibu HIV-positif dapat mengurangi risiko bayinya tertular dengan:

* mengkonsumsi obat antiretroviral (ARV)
* menjaga proses kelahiran tetap singkat waktunya
* hindari menyusui

Penggunaan ARV: Risiko penularan sangat rendah bila terapi ARV (ART) dipakai. Angka penularan hanya 1-2 persen bila ibu memakai ART. Angka ini kurang-lebih 4 persen bila ibu memakai AZT selama enam bulan terahkir kehamilannya dan bayinya diberikan AZT selama enam minggu pertama hidupnya

Namun jika ibu tidak memakai ARV sebelum dia mulai sakit melahirkan, ada dua cara yang dapat mengurangi separuh penularan ini.

* AZT dan 3TC dipakai selama waktu persalinan, dan untuk ibu dan bayi selama satu minggu setelah lahir.
* Satu tablet nevirapine pada waktu mulai sakit melahirkan, kemudian satu tablet lagi diberi pada bayi 2-3 hari setelah lahir.

Menggabungkan nevirapine dan AZT selama persalinan mengurangi penularan menjadi hanya 2 persen. Namun, resistansi terhadap nevirapine dapat muncul pada hingga 20 persen perempuan yang memakai satu tablet waktu hamil. Hal ini mengurangi keberhasilan ART yang dipakai kemudian oleh ibu. Resistansi ini juga dapat disebarkan pada bayi waktu menyusui. Walaupun begitu, terapi jangka pendek ini lebih terjangkau di negara berkembang.



Menjaga proses kelahiran tetap singkat waktunya: Semakin lama proses kelahiran, semakin besar risiko penularan. Bila si ibu memakai AZT dan mempunyai viral load di bawah 1000, risiko hampir nol. Ibu dengan viral load tinggi dapat mengurangi risiko dengan memakai bedah Sesar.



Menghindari menyusui: Kurang-lebih 14 persen bayi terinfeksi HIV melalui ASI yang terinfeksi. Risiko ini dapat dihindari jika bayinya diberi pengganti ASI (PASI, atau formula).

Namun jika PASI tidak diberi secara benar, risiko lain pada bayinya menjadi semakin tinggi. Jika formula tidak bisa dilarut dengan air bersih, atau masalah biaya menyebabkan jumlah formula yang diberikan tidak cukup, lebih baik bayi disusui.

Yang terburuk adalah campuran ASI dan PASI. Mungkin cara paling cocok untuk sebagian besar ibu di Indonesia adalah menyusui secara eksklusif (tidak campur dengan PASI) selama 3-4 bulan pertama, kemudian diganti dengan formula secara eksklusif (tidak campur dengan ASI).


Bagaimana kita tahu jika bayi terinfeksi?

Jika dites HIV, sebagian besar bayi yang dilahirkan oleh ibu HIV-positif menunjukkan hasil positif. Ini berarti ada antibodi terhadap HIV dalam darahnya. Namun bayi menerima antibodi dari ibunya, agar melindunginya sehingga sistem kekebalan tubuhnya terbentuk penuh. Jadi hasil tes positif pada awal hidup bukan berarti si bayi terinfeksi.

Jika bayi ternyata terinfeksi, sistem kekebalan tubuhnya akan membentuk antibodi terhadap HIV, dan tes HIV akan terus-menerus menunjukkan hasil positif. Jika bayi tidak terinfeksi, antibodi dari ibu akan hilang sehingga hasil tes menjadi negatif setelah kurang-lebih 6-12 bulan.

Sebuah tes lain, serupa dengan tes viral load dapat dipakai untuk menentukan apakah bayi terinfeksi, biasanya beberapa minggu setelah lahir. Tes ini, yang mencari virus bukan antibodi, saat ini hanya tersedia di Jakarta, dan harganya cukup mahal.


Bagaimana mengenai kesehatan ibu?

Penelitian baru menunjukkan bahwa perempuan HIV-positif yang hamil tidak menjadi lebih sakit dibandingkan yang tidak hamil. Ini berarti menjadi hamil tidak mempengaruhi kesehatan perempuan HIV-positif.

Namun, terapi jangka pendek untuk mencegah penularan pada bayi bukan pilihan terbaik untuk kesehatan ibu. ART adalah pengobatan baku. Jika seorang perempuan hamil hanya memakai obat waktu persalinan, kemungkinan virus dalam tubuhnya akan menjadi resistan terhadap obat tersebut. Hal ini dapat menyebabkan masalah untuk pengobatan lanjutannya.

Seorang ibu hamil sebaiknya mempertimbangkan semua masalah yang mungkin terjadi terkait ART:

* Jangan memakai ddI bersama dengan d4T dalam ART-nya karena kombinasi ini dapat menimbulkan asidosis laktik dengan angka tinggi.
* Jangan memakai efavirenz atau indinavir selama kehamilan.
* Bila CD4-nya lebih dari 250, jangan mulai memakai nevirapine.

Beberapa dokter mengusulkan perempuan berhenti pengobatannya pada triwulan pertama kehamilan. Ada dua alasan:

* Risiko dosis dilewatkan akibat mual dan muntah selama awal kehamilan, dengan risiko mengembangkan resistansi terhadap obat yang dipakai.
* Risiko obat mengakibatkan anak cacat lahir, yang tertinggi pada triwulan pertama. Tidak ada bukti terjadi cacat lahir, selain dengan efavirenz.
* Para ahli tidak sepakat apakah penggunaan ART menimbulkan risiko lebih tinggi terhadp lahir dini atau bayi lahir dengan berat badan rendah.

Jika kita HIV-positif dan hamil, atau ingin jadi hamil, sebaiknya kita bicara dengan dokter tentang pilihan menjagakan kesehatan sendiri, dan mengurangi risiko bayi kita terinfeksi HIV atau cacat lahir.


Kesimpulan

Seorang perempuan HIV-positif yang menjadi hamil harus memikirkan kesehatan dirinya sendiri dan kesehatan bayinya. Menjadi hamil tampaknya tidak memperburuk kesehatan ibu.

Risiko bayinya terinfeksi HIV waktu lahir dapat hampir dihindari jika perempuan dan bayi yang baru lahir memakai terapi jangka pendek selama persalinan. Namun terapi jangka pendek mengingkatkan kemungkinan menimbulkan resistansi terhadap obat yang dipakai. Ini dapat mengurangi keberhasilan terapi untuk ibu dan bayi.

Namun risiko cacat lahir disebabkan obat lebih tinggi jika obat dipakai pada triwulan pertama. Jika kita memutuskan untuk berhenti memakai beberapa obat selama kehamilan, mungkin hal ini memperburuk kesehatannya. Seorang perempuan yang mempertimbangkan menjadi hamil sebaiknya membahas pilihan pengobatan dengan dokter.

Senin, 01 Maret 2010

Metode Kangguru Mengurangi Angka Kematian Bayi

Jakarta, Di Indonesia diperkirakan satu bayi lahir meninggal setiap enam menitnya, salah satunya akibat memiliki berat badan yang rendah. Tapi dengan metode kangguru hal ini bisa dikurangi.

Kematian bayi dalam hal ini yang berusia 0 sampai 1 tahun di Indonesia masih terbilang tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Dan sekitar 50 persennya meninggal sebelum mencapai usia 1 bulan. Banyak faktor yang menyebabkan bayi tersebut meninggal.

"Tiga penyebab utama bayi meninggal adalah akibat berat badan rendah sebesar 29 persen, mengalami gangguan pernapasan sebesar 27 persen dan masalah nutrisi sebesar 10 persen,"

Salah satu cara untuk mencegah bayi meninggal akibat berat badan rendah adalah dengan menggunakan metode kangguru. Metode ini bisa membantu bayi untuk tetap merasa nyaman dan hangat karena bayi dengan berat badan rendah sangat rentan terkena hipotermia.

Metode ini memang menggunakan prinsip seperti kangguru, yakni dengan cara menggendong sang bayi menggunakan kain untuk tetap berada dalam dekapan sang ibu kemanapun ibu itu pergi. Pelaksanaan metode ini sebaiknya diikuti oleh pemberian ASI eksklusif sebagai asupan nutrisinya.

Berapa lama bayi tersebut berada dalam posisi kangguru kemungkinan selama 24 jam, agar bayi tersebut tetap merasa hangat dan nyaman. Jika ibu terpaksa harus melepaskan posisi ini, sebaiknya digantikan terlebih dahulu dengan orang lain misalnya sang ayah. Karenanya peran ayah juga menjadi sangat penting untuk membantu keberhasilan metode ini.

Sebuah penelitian pernah dilakukan di Afrika Selatan, para ahli meneliti selama 10 tahun dan didapatkan hasilnya kematian bayi akibat berat badan rendah turun sekitar 30 sampai 50 persen dengan metode kangguru ini.

"Metode ini sudah bisa dilakukan untuk bayi yang memiliki berat badan rendah saat lahir yaitu 2.000 gram, sedangkan untuk berat badan 1.500 gram saat ini sedang dicoba,"

Selain dengan menggunakan metode kangguru, cara lain untuk mengurangi angka kematian bayi adalah dengan memberikan informasi yang mendalam mengenai perawatan bayi yang benar serta memberikan pelayanan kesehatan yang baik mulai dari desa-desa.

Diharapkan dengan begitu Indonesia bisa berhasil mencapai program MDGs yaitu mengurangi angka kematian bayi dan balita. Serta bayi tersebut bisa menikmati haknya untuk tetap hidup dan berkembang.

Rabu, 27 Januari 2010

TOKSOPLASMOSIS

adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit toxoplasma gondi. Parasit ini ditemukan pada manusia , mamalia dan burung. Dan kucing adalah tuan rumah yang paling umum. Anda bisa tertular Toksoplasma dari tanah, kotoran kucing dan daging yang kurang matang.
wanita hamil yang menderita toksoplasma dapat menularkannya pada janin.

Apabila anda terinfeksi dan sistem kekebalan anda kalah oleh virus, maka kehamilan anda beresiko gugur, atau bayi anda terancam lahir premature atau lahir dengan terinfeksi TORCH. Selain itubayi anda juga terancam akan memiliki kelainan pada mata, telinga, jantung, otak, saraf , limpa sampai masalah keterbelakangan mental.

RUBELA

Atau sering disebut dengan Campak Jerman merupakan infeksi menularyang di sertai ruam. Penyakit ini di sebabkan oleh Virus yang beredar melalui udara atau kontak langsung dengan penderita. Ibu yang menderita rubela juga beresiko menularkan virus tersebut pada janinnya.

Pada orang dewasa gejalanya hanya demam ringan, pusing, pilek , mata merah dan ruam. Untungnya jika anda sudah pernah terinfeksi rubela tubuh anda akan menjadi kebal dan tidak akan pernah terserang campak jerman lagi. Untuk memastikan apakah anda benar benar kebal, anda perlu tes TORCH

Apabila anda ternyata belum kebal, dokter akan segera memberikan vaksinasi. sebaiknya setelah vaksinasi anda menunda rencana kehamilan selama minimal 3 bulan.
tapi apabila anda hamil, tak lama setelah vaksinasi, anda tidak perlu khawatir, karena sampai saat ini belum ada laporan bayi yang lahir cacat akibat vaksinasi.

CYTOMEGALO

Infeksi akut ini disebabkan oleh cytomegalovirus (CMV) atau virus Epstein Barr, yang keduanya adalah termasuk keluarga herpes. Infeksi ini menular melalui ludah, pernapasan, transfusi darah dan hubungan seksual.
Gejalanya adalah demam, sakit tenggorokan ruam dan rasa letih.

Dokter akan memberikan CMV immungoblin untuk mengobatinya. Jika dalam keadaan hamil, biasanya okter akan memeriksa air ketuban atau darah janin, untuk mengetahui apakah janin terinfeksi oleh virus tersebut atau tidak.. Pemeriksaan ini di lakukan setelah minggu ke 21 dan tujuh minggu setelah anda terdiagnosis.

Herpes

Infeksi Herpes yang disebabkan oleh virus herpes simpleks yang terbagi dalam dua jenis. yakni herpes orofacial dan genetalia.
kedua infeksi ini bisa menular melalui pertukaran udara atau kontak seksual.
setelah seseorang terinfeksi akan timbul gejala seperti pusing, letih, nyeri pada saat buang air, ruam dan gatal gatal.

infeksi yang herpes dapat menggangu kehamilan adalah herpes genetalia. menyebabkan jalan lahir janin terganggu. dan bila janin dilahirkan melalu vagina, ia akan beresiko tertular herpes. kemungkinan besar bayi akan lahir secara prematur atau keguguran.

Senin, 26 Oktober 2009

Apakah Saya Hamil?

Apakah Saya Hamil?


Bagi yang belum pernah hamil sebelumnya, kehamilan sungguh menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu sekaligus menimbulkan teka-teki. "Kok, haid terlambat? Hamilkah saya?", "Duh, badan lemas dan lelah. Hamilkah saya?", "Maunya makan rujak terus, hamilkah saya?". Cita-cita untuk segera hamilpun menguasai diri Anda. Bahkan semua gejala yang mungkin berkaitan dengan tanda kehamilan dan yang tidak pun, akan dikaitkan dengan pertanyaan "Hamilkah saya?".

Ada tanda-tanda umum kehamilan yang bisa membantu Anda memastikan kehamilan. Apabila, yang Anda alami tak termasuk salah satu yang telah disebutkan di bawah, tak perlu khawatir. Cermati kembali beberapa hari yang akan datang! Mungkin saja, tanda-tanda ini baru muncul setelah beberapa hari bahkan beberapa minggu.

1. Tidak haid. Ini merupakan salah satu tanda umum, apabila Anda memilki siklus haid yang teratur: 28 - 30 setiap bulan. Jika Anda memiliki siklus haid yang panjang (35 - 40 hari) bisa jadi Anda tak mengalami haid tiap bulan, dan Anda belum tentu Anda hamil. Jika Anda termasuk kelompok perempuan dengan siklus haid panjang dan/atau tidak teratur, ini bukan tanda umum kehamilan untuk Anda.

2. Flek atau bercak darah. Setelah terlambat haid beberapa hari dari jadwal, dan timbul bercak darah atau flek, besar kemungkinan Anda hamil. Pada saat, hasil pembuahan menempel pada dinding rahim (implantasi), biasanya calon ibu akan mendapati ini. Tetapi tak semua ibu hamil mengalami ini pada masa awal kehamilan. Jadi, tanpa flek pun, bisa jadi Anda hamil.

3. Areola (area sekitar puting payudara) melebar dan warnanya menjadi gelap.

4. Rasa mual. Perubahan hormonal membuat calon ibu mengalami gejala mual, bahkan muntah.

5. Rasa kantuk atau lelah yang luar biasa. Perubahan hormonal, pola makan, juga perkembangan embrio membuat calon ibu merasa mengantuk atau lelah sekali. Anda harus cukup istirahat.

6. Pusing atau kepala terasa berat. Sama seperti rasa mual, ini akibat perubahan hormonal.

7. Pola makan berubah. Hanya ingin mengemil atau makan 1 - 2 jenis makanan saja.

8. Payudara membesar dan menjadi lunak.

9. Mood atau emosi yang tidak stabil.

10.Sering buang air kecil.

Anda masih belum juga mengalami salah satu dari gejala-gejala yang telah disebutkan ini? Jangan menyerah! Cermati lagi 3 hari - 1 minggu ke depan. Mungkin saja, "kecurigaan" Anda masih terlalu dini. Atau, dugaan Anda masih meleset, karena mungkin Anda salah menghitung siklus haid atau siklus haid Anda kini berubah. Oleh karena ini adalah tanda-tanda umum kehamilan, setiap individu bisa saja mendapat ciri kehamilan secara berbeda. Ada yang mulai mendapatkan gejala umum kehamilan seminggu setelah pembuahan terjadi. Ada juga yang baru mengalaminya setelah 10 - 14 hari.

Untuk memastikan Anda sedang hamil atau tidak, Anda perlu memastikan dengan alat tes kehamilan (test pack) sederhana yang bisa Anda beli di apotik atau melakukan tes hormon HCG (human chorionic gonadotropin) di laboratorium. Lakukan juga penghitungan siklus haid dengan lebih cermati. Ingin lebih pasti?? Konsultasikan ke dokter supaya dapat dilakukan USG.

Jumat, 21 Agustus 2009

Making Pregnancy Saper

A. Latar Belakang

Menurut data WHO, sebanyak 99 % kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan penurunan AKI yang seharusnya dapat dicapai pada tahun 2000, yakni 225 per 100.000 kelahiran hidup sampai saat ini masih belum tercapai. (www.Ditjenfar alkes depkes.go.id).

Angka kematian ibu masih merupakan tantangan yang besar di Indonesia, tingginya angka kematian yaitu sebesar 253 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi sebesar 30 per 1000 kelahiran hidup dengan angka tersebut Indonesia memiliki posisi teratas dan paling tinggi. (SDKI, 2006). Menurut BPS (badan pusat statistik) angka kematian ibu sebesar 262 per 100.000 kelahiran hidup, namun dari berbagai survei mengatakan angka kematian ibu lebih tinggi yaitu 300-400 kematian per 100.000 kelahiran hidup. (BKKBN, 2005).

Dari data yang dimiliki di DKI pada tahun 2003 rasio kematian ibu dan bayi tercatat 20 kematian per 1000 kelahiran. Kemudian pada 2005 angka tersebut dapat ditekan menjadi 18 kematian per 1000 kelahiran. (http://www.menkokesra.go.id).

Data terakhir AKI di kota jakarta tahun 2007 yaitu 68 per 1000 kelahiran hidup, dan AKB pada tahun 2007 yaitu 3,9 per 1000 kelahiran hidup, jauh lebih rendah dibandingkan angka kematian ibu secara nasional yang masih diatas 300 per 100.000 kelahiran hidup. (http://www.depkominfo.go.id).

Sedangkan angka kematian (infant mortality rate) yakni angka kematian bayi sampai umur 1 tahun di negara berkembang telah turun dengan cepat sekarang mencapai angka 20 pada 1000 kelahiran hidup. Penurunan angka prenatal berlangsung lebih lamban karena kesehatan dan keselamatan janin dalam uterus sangat tergantung dari keadaan dan kesempurnaan bekerjanya sistem dalam tubuh ibu yang mempunyai fungsi untuk menumbuhkan hasil konsepsi dan mudigah menjadi janin cukup bulan. (Ilmu Kebidanan 2005).

Angka kematian yang tinggi setengah abad yang lalu mempunyai 3 faktor pokok; (1) masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab dan penanggulangan komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan, dan nifas; (2) kurangnya perhatian dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi; (3) kurang meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi semua yang hamil. (Ilmu Kebidanan 2005).

Menyadari kondisi tersebut, Departemen Kesehatan telah menyusun strategi jangka panjang upaya penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir yang dikenal dengan sebutan “making pregnancy saper” (MPS). Didalamnya terdapat 3 pesan ialah setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, dan penanganan komplikasi keguguran. Perkembangan baru yang berdasarkan kemajuan pengetahuan dalam fisiologi dan patologi ilmu kebidanan sejak dimulai pada abad 19 dan berlangsung dalam abad sekarang, perkembangan ini menekan prevensi dalam kebidanan. Lambat laun meluas kesadaran bahwa banyak penyakit dan kelainan dalam masa hamil, persalinan dan nifas dapat dicegah dan diketahui sejak dini, hingga dapat diusahakan menghindari akibat-akibat buruk yang dapat ditimbulkannya.

Maka Depkes pun berharap tahun 2007 ini target angka kematian ibu turun menjadi 244 per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2008 menjadi 235 per 100.000 kelahiran hidup. Hingga akhir tahun 2009 diharapkan angka kematian ibu mencapai 226 per 100.000 kelahiran hidup. (http://majalah-farmacia.com).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang efektif dengan memberikan asuhan kebidanan mulai dari kehamilan, persalinan dan nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi maupun tidak dengan komplikasi hingga angka mordibitas dan mortalitas dapat diturunkan. Dalam upaya tersebut diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan yang optimal yang sesuai dengan standar.

Kamis, 09 Juli 2009

USG 4D


Ultrasonografi (USG) adalah satu sarana diagnostik yang dipergunakan untuk mendeteksi kelainan di dalam tubuh dengan bantuan pantulan suara. Dengan alat ini, suara dikirim ke dalam tubuh untuk mencari kelainan-kelainan tersebut, kemudian pantulannya diterima kembali dan diubah menjadi gambar di dalam monitor.

Gambar tersebut dipelajari, sehingga diketahui adanya kelainan di dalam tubuh. Gambar yang diterima tadinya hitam putih, lalu berubah jadi sebuah grafik. Kemajuan teknologi membuat kumpulan grafik tadi keluar sebagai gambar dua dimensi (2D/B Mode). USG mampu menampilkan gambar yang mengalir dalam sebuah sumbu waktu yang dikenal sebagai real time B Mode/live B Mode.

Kemajuan dunia kedokteran terus bertambah. Alat ini mempunyai kemampuan mengirim sinyal dengan sistem Doppler untuk mempelajari bagian tubuh yang bergerak seperti aliran darah.

Sifat aliran darah dapat membantu menegakkan diagnosa penyakit atau memperkuat diagnosa yang sudah ditegakkan dengan 2D. Semula Doppler hitam putih, sekarang warna (color doppler).

Dari gambar dua dimensi (2D), USG berkembang menjadi tiga dimensi (3D). Ini terus dikembangkan sampai pada live 3D atau 4D (empat dimensi). Ini membuat diagnosis penyakit lebih jelas dan lebih tepat lagi.

Cara kerja USG adalah dengan menempelkan bagian alat yang disebut trans duser pada bagian luar tubuh. Lalu secara bertahap potongan gambar dikirim ke layar monitor.

Dengan cara ini keberadaan sebuah kanker di bagian tubuh manusia misalnya bisa dideteksi dengan teliti. Pada alat yang lebih modern, bisa menampilkan gambar ganda yang di- sebut multislice-US.

Yang bisa dideteksi dan dievaluasi dengan perantaraan alat ini sangat banyak. Seperti jantung, rongga perut yang berisikan hati, saluran kencing, usus, pankreas, kandung empedu dan salurannya, kelenjar getah bening, limpa, ginjal, pembuluh darah, lambung, usus, bahkan deteksi usus buntu bukan suatu kendala.

Pada pria bisa mengevaluasi kelenjar prostat. Sedang pada wanita bisa mengevaluasi antara lain rahim, indung telur, kehamilan, payudara, otak, kelenjar gondok, otot, paru.

Seseorang yang dicurigai mengidap permasalahan di bagian dalam tubuhnya, untuk mencari penyebabnya, seyogianya segera di-USG dan apabila dijumpai tumor misalnya, dapat ditentukan langkah selanjutnya. Setelah bagian yang dicurigai itu terlihat, kita bisa melakukan pengambilan jaringan (biopsi) di bawah bimbingan USG pada bagian tersebut.

Ini lebih pasti, tidak seperti dulu yang hanya meraba-raba. Jaringan yang diperoleh, segera bisa ditentukan lewat pemeriksaan laboratorium patologi atau mikrobiologi, apakah jaringan itu sesuatu yang ganas (kanker) atau jinak atau kumpulan nanah (abses).

USG bisa juga digunakan untuk pengobatan. Dengan terlihatnya bagian tubuh yang tak normal melalui gambar USG, dengan tuntutan bimbingan USG dokter bisa melakukan beragam usaha pengobatan langsung pada bagian tersebut. Jadi lebih tepat mengenai sasarannya.


Kini Tersedia di tempat Praktek Pribadi Dr. Achmad Mediana SpOG.
informasi lebih lanjut 021 719 5622 , 021 719 5623